Perjalanan Sebuah Tisu
Sebenarnya si tisu ini berjalan mulai dari tugas akhir sampai sidang aja, ternyata kejauhan sampai lomba karya tulis ilmiah
Ok, so it’s kinda weird and I don’t
know what I wanna do with this project. I decided to join with another class,
so in my group its mixed between my class and chemical analyst 2. It was 4
person in one group. Actually, we didn’t know produk apa yang sebenernya mau
kita buat. So we have 4 ideas, I think its 4 title for our final project. Mulai
dari ingin membuat tepung dari biji alpukat yang bisa kita jadikan mie,
bioethanol from plastic, tissue paper from banana peel, and handsanitizer from
aloe vera gel. We discuss with our mentors, and they tell us to make a tissue
from banana peel, because it’s a good idea although its sounds really hard, dan
disitulah si tisu hadir di keseharian kita entah membuat senang atau
menyebalkan. So yea, we try to make it, dan semua ini tidak semudah yang
dibaca, percayalah. Untuk yang selalu bertanya “emang bisa bikin tisu dari
kulit pisang?” untuk pertanyaan itu kita coba sebisa mungkin dengan ingin
membuktikan jawaban “ya” kepada kalian, dan untuk bisa menjawab pertanyaan itu
ga semudah memberikan opini, dengan waktu berbulan bulan lamanya kita yakinkan
jawaban itu but actually its really hard, we’ve been try to make it 9 times and
always failed. Dari mulai tisu kita mirip bubur kertas koran, oatmeal, keripik,
kertas sampai mirip kulit lumpia (yang ini mendekati bagus sih meskipun
sebenernya masih jauh). Pada proses pencetakannya pun kami sedikit kesulitan,
tetapi Oh Thanks God, ternyata pembimbing kami dengan baik hati meminjamkan
screen sablon miliknya “Belum pernah ibu
pakai”, Ujarnya kita pun sangat senang karena dapat mencoba lagi tanpa
mengeluarkan biaya hehe maklum masih siswa. Dari semua itu, memang agak lelah
dan udah hampir putus asa, akhirnya aku memberanikan diri bertanya kepada
seseorang yang mungkin pernah mengalami hal ini lebih dulu, karena menurut
beberapa website dan sumber berita mereka memang berhasil dalam proses
pembuatannya dan sepertinya dapat membuktikan jawaban “ya” tadi. Setelah menunggu
jawaban dari orang ini, ternyata jawabannya tidak sesuai harapan dan tentunya
membuat diriku semakin mendekat ke kata putus asa “Sebetulnya ga bisa ya bikin
tisu dari kulit pisang, kita pernah coba dan ternyata malah cuman jadi larutan
mirip air kopi”, Itu adalah jawabannya. ~KU INGIN MARAH MELAMPIASKAN, TAPI KU
HANYALAH SENDIRI DISINI~ ►Now
playing “Kecewa by Bunga Citra Lestari”
Karena proposal sudah masuk, dan
waktu tugas akhir yang ga sedikit lagi, akhirnya kita hanya bisa pasrah dan
terus mencoba. Ada 1 pelajaran dari kejadian tersebut bahwa don’t trust google
100%.
Aku tau itu situs web dan sumber berita yang
menurutku cukup dipercaya, mengatakan dengan kata-kata “berhasil” sehingga
tentunya siapapun pembacanya tentu percaya tapi, hey! Aku sudah membuktikannya
sendiri tentang jawaban tersebut, ku harap kalian mengerti tentang apa bentuk
jawaban itu dengan apa yang ada memang bertentangan, tapi ya sudah? Apa salah
mereka dengan tugas akhirmu yang belum kunjung selesai? Aku pun memilih untuk
diam dan tidak memberitahu teman sekelompokku, karena ya as you know mereka
akan down bahkan aku tak mau kalau semuanya berakhir berantakan, aku selalu
pasang muka optimis meskipun kenyataanya ini sangat jauh dari kata “berhasil”.
Sementara
tugas akhir sedang berlangsung, kami mengikuti sebuah lomba karya tulis ilmiah
Se-Pulau Jawa di salah satu Universitas Negeri, yang mana seperti apa bentuk
lombanya pun baru kami ketahui akhir-akhir ini beberapa hari sebelum aku
bercerita disini. Kami mengirimkan karya kami melalui email, tanpa banyak
harap, selain ingin menambah pengalaman. Beberapa minggu berlalu, dan tepat
pada hari itu hari dimana tugas akhir dilaksanakan. Rasanya biasa saja, tetapi
kau bisa bayangkan bagaimana rasanya jika dihari itu kami menjadi kelompok
pertama untuk maju presentasi dengan ruangan penuh audience, dan juga tepat di depan
kami beberapa orang penguji yang sudah siap menguji kami dengan tatapan yang
penuh….. tetapi, hey! Ternyata itu semua sudah berlalu dengan lancar dan penuh
kegembiraan karena semuanya terlewati dengan baik, bersamaan dengan 100
pertanyaan lebih dari teman-teman kami diluar yang menunggu bagian mereka
presentasi dengan penuh rasa penasaran dan dengan sedikit ketakutan tetapi
tidak pasti, aku mengerti hal itu. Mulai dari pertanyaan “Bagaimana rasanya?”
hingga pertanyaan “Apa saja yang ditanyakan? Apa kesulitannya?” Tetapi jelaslah
sudah semua pertanyaan itu terjawab oleh waktu, buktinya semua sekarang sudah
lega? Kebebasan sekaligus kebahagiaan tersendiri jika sudah melewati tahap itu.
Beberapa hari kemudian ada kabar
bahwa grup kami lolos 10 besar dalam lomba karya tulis ilmiah itu dengan urutan
ke-3. Benar-benar tidak disangka karena karya kita jauh sekali dari kata
sempurna. Kita pun diundang untuk presentasi kembali di Universitas tersebut
dengan judul yang sama “Tisu dari Kulit PIsang”. Akhirnya pada hari sabtu itu kita pergi ke
Universitas tersebut dengan tak lupa membawa tisu mahakarya kami dan menggunakan
baju seragam lagi padahal beberapa hari yang lalu it was graduation day. Setelah
beberapa kelompok tampil dari berbagai kota di pulau Jawa akhirnya giliran kami
dengan si tisu dengan urutan tampil nomor 9. Sudahlah aku tidak berharap lebih,
sejauh ini dan dengan melihat presentasi sebelumnya yang sangat baik bahkan ada
yang menggunakan 3 bahasa asing atau yang membagikan produknya yang 100%
berhasil itu kepada audience aku sudah banyak belajar. Karena berkaca pada
hasil kami sendiri jauh sekali untuk layak dibandingkan dengan mereka.
Pembimbingku berkata “Ibu tau kalian punya sesuatu yang beda, just be yourself”
hal itu yang selalu aku ingat sampai sekarang bahwa kepercayaan diri itu nomor
1 entah apapun nanti hasilnya. Setelah selesai presentasi kami pulang meskipun
tahu sebenarnya keesokan harinya harus kembali lagi di tempat yang sama saat
kita presentasi. Tidak ada kendaraan pulang akhirnya kami memutuskan untuk
memesan taksi online tetapi tak kunjung datang, akhirnya kita menyebrang jalan
dan mengejar bus damri untuk pulang, tetapi busnya makin menjauh ketika dikejar
mungkin tidak mau mengangkut kami, akhirnya kami menunggu bus yang lain kali
ini tanpa mengejar ngejar bus lagi kami langsung naik, ya kami tahu karena
dimana mana macet. Di dalam bus dengan perasaan sedikit lelah, entah mengapa
selalu terlintas pertanyaan-pertanyaan aneh, “apa bisa kita menang di lomba
itu?”, tetapi pertanyaan itu selalu aku abaikan lagi pula di dalam lomba hanya
ada 2, menang atau coba lagi.
Keesokan harinya kami pergi lagi, ke
tempat yang sama tentunya. Hari itu sambil menunggu pengumuman kita menonton
pertandingan beberapa sekolah di babak semi final dan babak final cerdas cermat
kimia. Dan kau tahu? Begitu cerdasnya mereka sampai aku malu sendiri sebagai
orang jurusan kimia tetapi jika dibayangkan aku yang mengikuti lomba itu
mungkin aku hanya bisa diam. Luar biasa, itulah kata-kata yang menggambarkan
mereka, siswa siswi SMA/SMK yang dapat dengan cepat dan tepat berbagai macam
pertanyaan mengenai kimia bahkan tak sedikit soal yang ditanyakan pun
menggunakan bahasa inggris, sungguh kagum. Pada 2 hari itu aku benar-benar
banyak belajar, dan semakin sadar bahwa kimia itu sangat luaaaaaaaas, meskipun
kadang aku membencinya tapi sungguh itu mengagumkan. Sampai lah kita pada waktu
istirahat, kita memilih untuk diam diluar gedung sambil mencari-cari makanan ringan,
meskipun tidak ada, lalu ada yang memanggil kita, dia adalah salah seorang
panitia yang dapat tugas untuk membimbing kita. Lalu kita menghampirinya,
kukira dia ingin memberikan snack makanan sisa karena dia tahu bahwa kita
sedang kelaparan, ternyata dia memberikan ucapan “selamat”, lalu kami bingung, “selamat
apa?”, ternyata kami juara. Panitia tersebut meminta kami untuk tetap stay
cool, dan untuk tidak memberitahu siapa-siapa terlebih dahulu. Setelah
pembimbing kami mengetahui hal itu, memang aneh dan lucu kita bukannya senang,
malah bingung harus bagaimana bawa piala sebesar itu pulang? Entahlah.
Setelah selesai babak final cerdas
cermat tersebut, panitia itu memanggil kami, aku dan temanku tepatnya, kami
diberi arahan untuk pengumuman juara nanti. Aku ditempatkan di belakang
panggung sebagai penerima piala. Tak sabar dan juga deg-degan tentunya, aneh
padahal menerima piala saja. Lalu dipanggilah nama sekolah kami sebagai
pemenang dan juara 1, senang dan haru sekaligus tidak menyangka karena semuanya
ini lebih dari yang kita harapkan. Usai pembagian hadiah kami berfoto dengan
piala yang setinggi telingaku itu, dan juga piala bergilir yang disimpan
didalam kaca. Bukan bermaksud sombong, tapi hasil tidak pernah mengkhianati
usaha, bukan? Akhirnya dengan sedikit kecewa piala tersebut harus dibongkar
menjadi bagian-bagian kecil, tapi ya bagaimana daripada tidak dibawa pulang?. Kami
pulang menggunakan transportasi daring, sepanjang jalan kami tak hentinya
membahas bagaimana bisa kita memenangkan lomba tersebut? Haha itu aneh sekali,
semuanya terasa tak masuk akal, sungguh tidak disangka. Sadarlah kita dengan
segala kemudahan-kemudahan yang ada mulai dari pertama kita memulai tugas akhir
hingga lomba karya tulis tersebut. Sedikit heran karena semuanya seperti
mendukung kita, mulai dari screen sablon yang sebetulnya tak pernah terpikirkan
jika kita mencari cari dan membelinya, lalu ketika tisu yang kita buat hampir
menyerupai tisu pada umumnya mengalahkan hasil percobaan sebelumnya yg ada di
web dan di sumber berita tersebut, hingga lomba ini selesai dan, ya tidak
disangka. Tidak bermaksud sombong, tapi hasil adalah yang kita usahakan, bukan?
Dari pembicaraan kami sepanjang jalan pulang, membuat kami sangat bersyukur
sekali dan selalu ingat bahwa semuanya ini tidak akan terjadi jika bukan
rencana Allah.
Actually I just write this bcs I don’t
know I just spending my free time and I don’t know why I always remember this
moment and I don’t want to forget this, dan banyak juga hal yang bisa aku
pelajari dari kejadian ini. Ternyata hidup itu seperti ini, tidak bisa
diprediksi. Kita ga selamanya sedih, juga ga selamanya senang. Ga cuman musibah
dan kesedihan aja yang ga bisa diprediksi, kesenangan pun sama halnya, ga bisa
diprediksi. Sebenernya menurutku it depends on the person, kesenangan dan
kebahagiaan tergantung orang yang mensyukurinya. Jangan terlalu sering melihat
ke atas karena tentu diatas langit masih ada langit. Semuanya tergambarkan di
kejadian ini. Mungkin ini baru terjawab pertanyaan-pertanyaan di benakku “Mengapa
kita bisa menang, padahal usaha kita ga seberapa, bahkan bisa dibilang iseng
saat mengikuti lomba ini” menurutku tentunya karena kesabaran dan keyakinan
teman-teman satu grup lah yang mengantarkan kita hingga ke sini, mencoba terus
tanpa putus asa, meski sudah hampir putus asa karena lelah dan pesimis, padahal
dengan lulus dan selesai sidang juga sudah sangat bersyukur tapi Alhamdulillah keinginan
kita menabah pengalaman, terbayar dengan pengalaman yang cukup baik. Mungkin disisi lain kita juga banyak kurangnya, presentasi kita biasa aja jauh dari kata menarik, tanpa pake pembukaan yang wow, materinya pun ya yang umum aja, dan tanpa latihan juga. Intinya don’t
expect too much, if you expect too much be prepared for the worst. Just do the
best you can, we are all good enough, and we all deserve the best, we just have
to believe it. Dan satu hal lagi yang aku pelajari, bahwa semua akan selesai
pada waktunya, mau baik atau buruk tentunya akan berakhir, semuanya balik lagi
tinggal gimana aja cara ngadepinnya. Tanpa harus banyak mikir, tanpa harus
banyak takut sesuatu yang menurut kita itu ditunggu-tunggu and it was the
important things, pasti akan berlalu juga sama seperti hari-hari biasanya. Just
make it simple dan jadilah orang yang biasa aja dalam menyikapi apapun. Mungkin
untuk beberapa orang itu sulit, termasuk aku, selalu kepikiran and always pessimistic
but seriously guys, terkadang bersifat masa bodo itu harus lah sedikit, supaya
ga stress. Bukan masa bodo yang gimana tapi kaya yang ga dipikirin terus gitu
tapi dilakuin, hm got it? Ya begitulah maksudnya. So sorry ini bukan cerita
inspiratif apa gimana, bukan juga tips-tips untuk memenangkan lomba, bukan juga
sastra kimia, atau tips menulis karya ilmiah. Isinya cuman cerita yang biasa
aja berujung gajelas yang ga bermaksud apa-apa cuman untuk mengeluarkan isi hati dan pikiran
tanpa maksud sombong atau ingin beradu opini intinya ya gitu kok biasa aja.
Komentar
Posting Komentar